PPK ORMAWA HIMA TI UNIKU GELAR SOSIALISASI PEMILAHAN SAMPAH ORGANIK DAN NON-ORGANIK DI DESA PUNCAK

UNIKU JAYA –  – Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA) Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Kuningan (UNIKU) menggelar kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan non-organik di Desa Puncak, Kamis (15/08/2024).

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sebagai langkah awal dalam pengelolaan sampah yang efektif.

Dengan mengusung judul “Budidaya Magot (Bsf) Melalui Implementasi Iot Sebagai Solusi Inovatif Revitalisasi Sampah Organik Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Desa Puncak”, Sosialisasi ini berlangsung di Ruang Kelas 6 SDN Puncak dan dimulai pukul 13.30 WIB. Sebanyak 48 tamu undangan, termasuk tokoh masyarakat dan kelompok sasaran, hadir dalam kegiatan ini.

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua PPK, Dosen Pembimbing Lapangan, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, dan Kepala Desa Puncak. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi tentang pentingnya memilah sampah organik dan non-organik.

Tim PPK ORMAWA juga memberikan penjelasan mengenai implementasi IoT dalam budidaya magot, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyampaikan materi mengenai pengelolaan sampah organik dengan lalat BSF.

Acara diakhiri dengan penyerahan simbolis tempat sampah organik dan non-organik dari Tim PPK ORMAWA kepada Pemerintah Desa Puncak, serta penyebaran 14 tempat sampah di 7 titik pengumpulan yang telah ditentukan bersama.

Output dari sosialisasi ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal penting, di antaranya:

  1. Peningkatan Pemahaman Masyarakat: Masyarakat Desa Puncak diharapkan lebih memahami perbedaan antara sampah organik dan non-organik, serta pentingnya memilah sampah sebelum dikumpulkan di titik-titik pengumpulan yang telah ditentukan.
  2. Pengelolaan Sampah dengan Lalat BSF: Materi dari Dinas Lingkungan Hidup menegaskan bahwa pengelolaan sampah organik dengan lalat BSF pada fase larva (magot) mampu mengurangi sampah organik lebih cepat daripada penguraian biasa, serta memiliki nilai jual yang berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat.
  3. Implementasi IoT untuk Budidaya Magot: Tim PPK ORMAWA mempresentasikan alat IoT yang dapat membantu efektivitas pertumbuhan magot, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen serta mengurangi jumlah sampah organik secara signifikan.
  4. Penyebaran Tempat Sampah: Sebanyak 14 tempat sampah organik dan non-organik telah tersebar di 7 titik pengumpulan yang telah disepakati, sebagai langkah awal dalam penerapan sistem pengelolaan sampah di Desa Puncak.

Kepala Desa Puncak, dalam sambutannya, menyatakan apresiasi atas kegiatan ini dan berharap implementasi budidaya magot dapat bermanfaat bagi masyarakat serta membantu mendongkrak perekonomian desa.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk pihak kampus Uniku yang telah memberikan bantuan berupa tong sampah besar untuk pemilahan sampah organik dan non-organik. (red)

Bagikan berita ini :

Berita Terbaru

Informasi Terbaru

Agenda Terbaru