Unpas-Uniku Sepakati Lakukan “Resources Sharing”

UNIKU JAYA. Setiap perguruan tinggi pasti memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lain. Karena itu, Universitas Pasundan yang telah berusia 59 tahun dan berpengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi siap berkolaborasi dengan Universitas Kuningan (Uniku) yang berusia lebih muda, yakni 15 tahun.

“Universitas Pasundan siap bekerja sama dengan perguruan tinggi lain dengan perinsip resource sharing. Dengan melakukan resources sharing, kerjasama menjadi sangat berarti. Antara Unpas dan Uniku bisa saling berbagi pengalaman dan keunggulan,” ujar Rektor Unpas, Prof. Dr. Edy Yusuf, M.Kom, sesaat sebelum penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Uniku dan Unpas di Kampus IV Gedung C Setiabudhi, Bandung (Sabtu, 23/2/2019).

Edy Yusuf mengungkapkan, setiap perguruan tinggi memiliki keunggulan masing-masing yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lain. Masing-masing keunggulan tersebut bisa ditularkan kepada yang lain dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan komitmen untuk maju bersama.

“Kendati Unpas berusia lebih tua, bukan berarti yang muda tidak bisa melakukan akselerasi. Karena itu, kerjasama di bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian pada masyarakat harus terus digalakkan,” ujar Edy.

Rektor Universitas Kuningan, Dr. H. Dikdik Harjadi, M.Si mengamini pandangan Rektor Unpas terkait pentingnya kolaborasi akademik ini.
Usia Uniku yang relatif muda dari berbagai aspek, sangat tepat bila bekerjasama dengan Unpas yang jauh memiliki pengalaman dan memiliki prestasi yang mengagumkan.

“Akreditasi Unpas A, memiliki puluhan guru besar, berdiri sejak tanggal 14 November 1960. UNPAS meraih predikat perguruan tinggi terbaik di Indonesia peringkat ke-49 versi Kemenristek Dikti. Sementara Uniku berada pada peringkat ke 200an. Posisi demikian akan menguntungkan UNIKU untuk menimba berbagai pengalaman dan capaian UNPAS sehingga meraih Akreditas A ,” tutur Dikdik.

Kelebihan lain, lanjut Dikdik, mahasiswa UNPAS bukan saja berasal dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia tetapi juga dari mahasiswa asing negara-negara sahabat, seperti Thailand, Singapura, Somalia, Hunggaria, Polandia, Taiwan, Turki, Korea Selatan, Malaysia, Kanada, Timor Leste, Uzbekistan, Jerman, Jepang, China, Tajikstan, Estonia, Yunani, Spanyol, Lithuania, Australia dan Kirgistan. Sampai saat ini Universitas Pasundan memiliki 7 Fakultas, 25 Program Studi S1, 7 Program Studi Pascasarjana (S2) dan 3 Program Doktor (S3).

Usai penandatanganan MoU, dilanjutkan dengan diskusi intensif dan hangat yang dipandu oleh Wakil Rektor 1 UNPAS, Dr. H. Jaja Suteja, M.Si. Dalam diskusi mengemuka strategi UNPAS sehingga meraih akreditasi A. Salah satu resepnya, UNPAS secara sistematik dan terorganisir berhasil menggenjot publikasi ilmiah para dosen dari setiap Fakultas dengan insentif yang layak.

“Salah satunya, UNPAS memberikan insentif sebesar USD 1500 kepada setiap dosen yang artikelnya dimuat di jurnal terindeks Scopus Q1 dan USD 1350 untuk Q2 dan USD 1200 untuk Q3. Selain itu mereka mendapat insentif dari masing-masing Fakultas. Insentif juga diberikan kepada dosen yang menulis artikelnya di koran nasional maupun lokal. Dengan cara demikian, gairah penelitian dan publikasi ilmiah UNPAS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara signifikan,” ujar pria asli Kuningan ini. (ruz)

Bagikan berita ini :

Berita Terbaru

Informasi Terbaru

Agenda Terbaru